Wah serem juga judulnya berdarah-darah hehehe.. tapi nggak kok, judulnya hanya merupakan majas hiperbola yang di padukan dengan parabola halah..opo ae iki??? setelah memikirkan masak-masak akhirnya saya memutuskan untuk artikel selanjutnya dan selanjutnya akan bergaya lebih santai, sebenarnya kepinginnya agak serius dengan tujuan artikel agar bisa dimanfaatkan sebagai literatur adik- adik angkatan , namun jika masih awal gini kan masih sedikit artikelnya, otomatis gak akan masuk CHAT tangga pencarian google teratas hehehe...nanti saja seriusnya waktu artikelnya mulai menjurus ke langsung budidayanya, namun untuk beberapa artikel kedepan, masih hanya menjurus ke pengantar budidaya dan hal sekitar yang berpengaruh pada nilai sosial ekonomi dan kesejahteraan petani. lanjuuuut dan kembali pada taufiq halah topik utama masalah.
Tengkulak atau toke merupakan masalah yang tetap ada dalam perdagangan, keberadaannya sangat kontroversial. sialnya tengkulak tetap berjaya dengan keuntungan lebih besar dari pada pelaku usaha kecil yang notabene bekerja dengan keringat dan darah hehehe lebay, tapi beneran ini salah satu ketidak adilan dalam dunia perdagangan tak terkecuali perdagangan ikan baik budidaya ataupun tangkapan/ nelayan sebagai dasar pembuatan blog ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
teng·ku·lak n pedagang perantara (yang membeli hasil bumi dan sebagainya dari petani atau pemilik pertama); peraih:harga beli pada umumnya lebih rendah dari harga pasar (Agung, M. 2011)
Dengan pengertian diatas, perantara apapun yang mengambil untung dengan margin keuntungan yang besar dan tentunya merugikan pihak lain (pihak pertama) dapat dikategorikan tengkulak. Banyak sekali modus dari tengkulak untuk selalu "mengendalikan" para petani, beberapa modus yang pernah saya lihat,
- Melihat potensi petani dan nelayan yang lagi kekurangan modal dan bersedia membantu permodalan dengan syarat hasil dari produksi ikan-nya dia yang menampung untuk menjualkan (stop), jika kata - kata tersebut hanya sampai stop sangat baik orang tersebut, selain membantu modal, membantu menjualkan hasil kerja kerasnya si petani, namun hal itu selalu dengan embel - embel dengan harga yang murah, jauh lebih rendah dari harga dipasaran sebenarnya, Petani yang bekerja keras, diberi keuntungan yang sangat sedikit, sehingga untuk modal kedepannya, terpaksa harus meminjam lagi, dan akhirnya sama dengan berkerja ke tengkulak tersebut dengan resiko kegagalan yang ditanggung petani, dan nelayan namun keuntungan terbesar tetap dinikmati si mas Teng tersebut.
- Memutus mata rantai hubungan dari petani dan nelayan dengan pedagang pasar dengan cara selalu menempatkan orang, malah biasanya preman atau dia sendiri yang menghadang para petani yang membawa hasil buminya ke pasar, didepan pasar, sebelum petani tesebut masuk pasar mereka langsung menghadang dan berkata dari pada capek masuk langsung saja di borong ditempat, petani yang biasanya kepepet uang, tidak berpikir panjang, langsung saja menyerahkan dagangannya dengan harga yang murah, namun sedikit lebih besar daripada jika tengkulak mengambil langsung ketempat, namun jika dihitung, sama saja, si petani kan juga butuh biaya transport.
- Mendatangi langsung para petani ke rumah dengan bermulut manis dan menawar langsung ke petani harga ikan tersebut dengan harga rendah. namun cara ini kebanyakan berlaku untuk petani yang baru maupun petani yang biasanya memiliki akses yang jauh dari pusat perdagangan dan medan sulit yang ditempuh untuk mencapai pusat perdagangan. dan untuk mengatkan kuncian ke hasil bumi petaninya biasanya menambahkan bumbu pada modus pertama yaitu meminjamkan modal.
Pak Yuli merupakan seorang petani idealis dari daerah jembatan Paliwara, Amuntai-Kalsel, (rencananya akan saya tulis kisah petani sukses sebagai motivasi kapan-kapan kalau sempat hehe...). dia dan kelompok taninya sangat kesal dengan ulah para tengkulak yang dengan seenaknya sendiri membeli ikan nila, mas, dan bawal dengan harga yang jauh dari harga pasar. padahal Pak Yuli yang bekerja keras selama 3-4 bulan (dalam 1 keramba), namun malah keuntungan terbesar di sabet tengkulak yang kerjanya cuma datang, nego harga murah, nyuruh orang ngangkut kepasar yang sebelumnya pedagang dipasar tersebut sudah dikontak dengan harga kesepakatan dan malah biasanya masih ngutang lagi kepetani, setelah mendapat bayaran dari pedagang dipasar baru diambil keuntungan dan sisanya dibayarkan kepetani (sesuai harga kesepakatan pertama). lha kok enak... untuk itu si Pak Yuli berfikir bagaimana cara menghentikan ulah tengkulak ini. kemudian beliau langsung take action dengan mengumpulkan temannya yang ikannya siap panen. kemudian dipanennya sebanyak 50kg. kemudian dengan sepeda motor dibawanya langsung kepasar. Di depan pasar ternyata ada orangnya si tengkulak yang sudah menghentikannya dan langsung bersedia membayar waktu itu juga. sitengkulak sangat resah apabila petani langsung masuk pasar maka pasti terjadi interaksi dari pedagang dan petani. dan pedagang pasti memilih harga yang lebih murah dari harga yang ditawarkan tengkulak dan petani dapat menjual ikan dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang di tawarkan tengkulak. dan tengkulaknya ngaplo, gak dapat apa-apa, mangkanya langsung dibayar cash itu ikan.
Pak Yuli langsung balik lagi ke karamba dan memanen lagi 50kg dan bibawanya kepasar lagi, dan lagi-lagi sudah dihadang tengkulak dan dibayar cash. setelah itu, Beliau balik lagi dan memanen 50kg lagi dan kembali kepasar sampai berulang 4x. si tengkulak penasaran dan bertanya, apakah bapak masih punya ikan lagi??? dan pak Yuli menjawab "meskipun 10 kali lagi bolak-balik saya masih sanggup membawa lagi, hari ini" dan dengan syok si tengkulak menyerah karena ikan yang tadi saja belum laku kok ini masih ada 10 kali bahkan lebih. kehabisan modal dia. dan akhirnya tengkulak meminta belas kasihan untuk Pak Yuli agar tidak memasuki pasar langsung sebab si tengkulak kan juga manusia, butuh kasih sayang (???) dan butuh makan.. dan dengan kesepakatan si tengkulak tidak memainkan harga rendah di tingkat petani lagi.
Setelah itu Pak Yuli berkeliling ke petani lain dan mensosialisasikan "jangan mau dibayar murah oleh tengkulak", dan memutuskan membentuk tim pemasaran kelompok tani yang menampung ikan dari petani namun dengan harga yang lebih pantas. untuk mempertahankan harga pasar, dan tengkulak pun sekarang berubah jadi pedagang perantara sebab banyak petani yang hanya mau menjual ikannya dengan harga yang pantas, jika penawaran lebih rendah dari kelompok tani Pak Yuli, maka petani tidak mau melepaskan ikannya tersebut dan berkilah ikannya milik "Pak Yuli" gak jadi di jual. dan tengkulakpun tidak bisa berulah dan akhirnya menyetujui harga yang ditawarkan petani.
Namun artikel saya semua harus obyektif, itu pasti ada pro kontranya. ada beberapa petani dan pedagang yang tidak suka dengan cara Pak Yuli tersebut dan menuduh ingin menguasai seluruh pasar ikan dan mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya, namun Pak Yuli hanya tersenyum dan berkata bahwa itu semua hanya untuk mempertahankan harga pasar. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa petani yang menerobos nekat ke pasar dan menawarkan ikann-nya langsung, namun pedagang tidak mau menerima ikan-ikannya dengan alasan sudah berlangganan dengan beberapa pedagang lain dan dengan kelompok tani pimpinan Pak Yuli. sebab Pak Yuli juga berpesan kepada pedagang untuk tetap mempertahankan harga, jika hancur di pasaran maka tak segan beberapa kelompok tani akan membanjiri pasar dengan ikan sehingga harga akan semakin hancur jika itu terjadi.
Namun artikel saya semua harus obyektif, itu pasti ada pro kontranya. ada beberapa petani dan pedagang yang tidak suka dengan cara Pak Yuli tersebut dan menuduh ingin menguasai seluruh pasar ikan dan mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya, namun Pak Yuli hanya tersenyum dan berkata bahwa itu semua hanya untuk mempertahankan harga pasar. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa petani yang menerobos nekat ke pasar dan menawarkan ikann-nya langsung, namun pedagang tidak mau menerima ikan-ikannya dengan alasan sudah berlangganan dengan beberapa pedagang lain dan dengan kelompok tani pimpinan Pak Yuli. sebab Pak Yuli juga berpesan kepada pedagang untuk tetap mempertahankan harga, jika hancur di pasaran maka tak segan beberapa kelompok tani akan membanjiri pasar dengan ikan sehingga harga akan semakin hancur jika itu terjadi.
Cara diatas juga ada kelemahannya, kelemahannya adalah yang beraksi haruslah orang yang memiliki kelompok yang besar ataupun jaringan antar petani yang kompak. kordinasi antar jaringan ataupun jika perseorangan harus memiliki modal yang sangat besar untuk mensuplai kebutuhan pasar. jika semua terpenuhi niscaya kelemahan tersebut akan menjadi kelebihan yang akan memeratakan kesejahteraan.
Selain cara tersebut, ada beberapa cara lain untuk mengikis ketamakan para tegkulak ini, yaitu;
- Tersedianya sarana dan prasarana dalam akses transportasi, baik itu jalan yang memadahi dan komunikasi yang dapat memutus mata rantai perdagangan tengkulak. cara ini dilakukan apabila tengkulak beraksi didaerah pedalaman yang memiliki akses sulit ke pusat perdagangan terdekat.
- Pembentukan koperasi kelompok tani dengan sistem bunga ringan yang tidak memberatkan petani dan waktu pembayaran yang fleksibel menyesuaikan masa panen. cara ini dilakukan jika para tengkulak berulah dengan memanfaatkan peminjaman modal untuk pengikat hasil panen petani.
- Petani dilatih memiliki diversifikasi usaha untuk meningkatkan nilai jual dari produk mentah menjadi barang jadi yang memilki nilai jual yang lebih besar serta pemasaran produk jadi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia saat ini.
Daftar Pustaka
Agung, M. 2011. Tengkulak. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/01/24/tengkulak-1/
thanks buat postingan nyaaa,,,
BalasHapusbermanfaat,,,
lagi butuh info tentang tengkulak,,, :)
salam http://apliabelina.student.ipb.ac.id/