DIVERSIFIKASI PRODUK PERIKANAN

Untuk mempertahankan nilai ekonomi ikan waktu musim panen dan musim tangkapan, seharusnya petani mulai melirik potensi pengolahan. Seperti kita ketahui, hukum ekonomi masih merupakan hukum yang tidak bisa dilawan. Hukum ini berlaku di dalam bidang apapun tak terkecuali perikanan. pada musim tangkapan, ikan akan melimpah dimana-mana. stok ikan seperti tidak ada habisnya pada beberapa minggu, seperti halnya pada musim panen raya ikan. Ikan merupakan salah satu produk yang gampang rusak setelah mati. ketahanan dagingnya di udara terbuka suhu ruang hanya sekitar 1 hari, bahkan tidak sampai 1 hari.

Ciri-ciri ikan yang tidak segar atau rusak adalah matanya pada bagian pupil agak kelabu, tidak cerah bola matanya terlihat cekung dan dipenuhi lendir, untuk insang bla dilihat bagian dalam insang, warnanya tidak lagi merah cerah, namun berwarna agak kecoklatan, dagingnya tidak lagi elastis, coba tekan dengan jari, apabila tekstur daging langsung kembali, maka ikan tersebut masih segar, namun bila ditekan jari daging ikan tidak kembali ke bentuk semula, berarti ikan tersebut tidak segar lagi. serta apabila ikan dibelah, daging akan terlihat tidak menempel pada tulangnya dan baunya khas ikan busuk.

Untuk mengatasi percepatan kerusakan kualitas ikan, kebanyakan menggunakan pembekuan dengan es. hal ini memang membantu, akan tetapi, bila kelimpahan ikan terjadi, harga ikan akan menurun dengan sendirinya dipasaran, dan es bukan solusi yang tepat karena akan semakin menambah biaya pengeluaran, serta kita belum tahu sampai kapan ikan akan membaik harganya. Agak canggih menggunakan pengawetan freezer, namun untuk biaya freezer khususnya harga beli dengan kapasitas besar dan listriknya juga akan menguras kantong. Lebih lagi cara pengawetan dengan formalin, akan sangat tidak disarankan karena seperti diketahui, formalin merupakan bahan karsinogenik yang bila terakumulasi dalam tubuh dapat menyebakan kanker serta pada dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan.

Formalin sangat berbahaya untuk itu konsumen harus dapat mengenali ciri-ciri ikan yang diformalin,dengan mencoba memberikan daging ikan ke kucing, jika kucing saja tidak mau memakannya kemungkinan daging ikan tersebut berformalin, ciri lain daging ikan tidak rusak walau disimpan 2-3 hari bahkan 1 bulan pada suhu ruang, bau ikan tidak seperti bau khas ikan, tidak amis dan jika formalin kadar tinggi akan tercium bau formalin yang khas, daging ikan terlihat putih bersih dan menarik serta dagingnya kenyal tidak seperti daging ikan biasanya. untuk ciri-ciri yang katanya lalat tidak mau mendekat, tidak juga menjamin sebab pernah penulis ketahui, walau ciri ikan berformalin tampak, lalat tetap mendekat, kemungkinan tempatnya bekas ikan segar atau tempat benar-benar kurang bersih sehingga lalat terlihat tampak berkerumun disekitar. Untuk itu konsumen agar sangat berhati-hati dalam mengenali ciri ikan berbahaya ini.

Solusi lain pengwetan murah, menambah nilai ekonomis dan tidak berdosa hehe.. adalah dengan pengolahan ikan itu sendiri. Produk olahan selain untuk mempertahankan nilai ekonomis waktu panen raya dan musim tangkapan juga untuk menambah nilai ekonomis ikan pada waktu panen biasa. Dengan penambahan nilai ekonomi dari ikan ini diharapkan akan menambah kesejahteraan petani ikan dan nelayan. Untuk pengusaha menengah keatas, diversifikasi produk dapat dilakukan dengan teknologi pengalengan, pembekuan dengan coldstorage, namun untuk kalangan pengusaha menengah ke bawah banyak sekali produk diversifikasi yang dapat dihasilkan seperti abon ikan, kerupuk ikan, trasi, pemindangan (biasanya ikan laut), silase ikan untuk pakan ternak, tepung ikan, keripik ikan, ikan kering ikan asin untuk ketahanannya bisa beberapa minggu bahkan bulan dan nugget ikan, risoles ikan, bakso ikan, walaupun tidak bisa bertahan lama namun bila disimpan di freezer juga dapat bertahan beberapa bulan dan nilai ekonomisnya lebih tinggi dari penyimpanan ikan segar biasa. Beberapa produk yang biasanya menggunakan daging sapi dan ayam juga dapat diganti menggunakan protein dari daging ikan. Untuk itu sangat disarankan untuk melakukan diversifikasi produk ikan segar ini untuk menambah nilai ekonomi dan kesejahteraan petani ikan dan nelayan. 

Namun tetap saja ada juga produk olahan yang tetap diberikan formalin, untuk itu penulis akan membahas artikel selanjutnya untuk menggunakan alat test formalin sederhana, namun saya mau berguru pada anak teknologi pengolahan dahulu hehehe...oh ya ada yang ketinggalan pumpung tentang pengolahan di blog ini juga ada Aquatropica Shop di jamin produk olahannya aman tanpa pengawet semua dan tanpa MSG (untuk MSG kecuali 1 produk, tapi dalam ambang batas kadar MSG aman), untuk itu bisa klik sini atau kunjugi Aquatropica Shop di "produk kami" diatas (nah lo, numpang jualan).

Aquatropica Indonesia,
Yoppie Agustian

Komentar