Perikanan, Sektor Yang Termarjinalisasikan Oleh MDG’s

By : Pradina S. Elfandanis


Milleni um Development Goals (MDG’s) kini sampai pada 4 tahun terakhir, targetnya belum sepenuhnya tercapai. Tapi pada beberapa bagian MDG’s ini banyak yang mengandung unsur-unsur yang dapat merugikan kesejahteraan dan kehidupan masyarakat di Indonesia


Millenium Development Goals (MDG’s) adalah salah satu program yang diikuti oleh Indonesia semenjak tahun 2000. Target tersebut meliputi 8 target antara lain mengentaskan kemiskinan, menjamin pendidikan untuk semua, pengembangan gender dan pemberdayaan perempuan, menjaga kesehatan ibu dan reproduksi perempuan, mengentaskan penyakit malaria, dan HIV/AIDS, Turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mempromosikan kerja sama global. Target tersebut semuanya harus tercapai pada tahun 2015 (Bappenas, 2011)

Target ini terdengar sangat ambisius karena harus menjabarkan keseluruhan target tersebut dalam kebijakan yang ada di Indonesia. Dan harus menyelesaikan segala hal yang berkaitan dengan target tersebut dalam waktu yang sangat pendek yaitu 15 tahun. Pada tahun 2000 menurut Sussenas jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah berjumlah 38, 70 dengan presentase 19,14%. Dan pada tahun 2015 harus diturunkan menjadi 0% atau peningkatan kesejahteraan perekonomian penduduk menjadi 100%.

Dengan targetan ini tentunya harus ada penjabaran program tersebut kedalam kebijakan di Indonesia. Padahal dalam perencanaan program diperlukan dana yang tidak sedikit. Sehingga pendanaan adalah kunci dari keberhasilan dari MDG’s (Min dan Purwoko, 2010). Hal inilah yang menghambat pelaksanaan program tersebut karena Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang mengalami Defisit. Meskipun kontraproduktif dengan berbagai kasus korupsi yang sering terjadi di Indonesia. Akibatnya karena ketidakjelasan pendaan di Indonesia dalam pengalokasian MDG’s hingga ini menjadi terhambat.

Menurut sumber yang terpercaya bahwa pendanaan MDG’s harus mengeluarkan dana pribadi dari masyarakat itu sendiri. Jika pada bagian ke 8 terdapat promote global partnership atau mempromosikan kerja sama global. Sekarang apakah ada pendanaan bantuan yang diberikan oleh Negara-negara peserta KTT yang diprakarsai PBB tersebut? Semuanya dalam rangka pencapaian kesepakatan MDG’s tersebut.

Target tersebut kurang beberapa tahun lagi harus dilaporkan hasilnya. Menurut data Bappenas 2010 bahwa target MDG’s banyak yang telah melampaui hingga 101% dalam beberapa bidang. Akan tetapi beberapa indikator yang harus masih tertinggal jauh yaitu pada sisi pengembangan gender indikator perempuan pekerja upahan nonpertanian. 

Jelas sekali kalau target pekerja nonpertanian ini menjurus pada peningkatan buruh di Indonesia. Padahal sebagian besar pabrik-pabrik yang ada di Indonesia adalah milik dari perusahaan asing. Dan ironisnya data mengenai jumlah perusahaan asing yang ada di Indonesia tidak ada. Ini sebagai akibat dari Pengusaha asing yang tidak pernah melaporkan perusahaannya ke Badan Statistik di Indonesia. Sehingga hal ini sulit dikontrol. Sedangkan pemerintah sendiri kurang tegas atau malah tidak memiliki kekuatan untuk melakukan kontrol.  

Dalam Batavia Online Program MDG’s ini secara tidak langsung ini mendorong atas peningkatan tingkat industri di Negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia yang secara tidak langsung meningkatkan kuantitas buruh. Di Indonesia lekat sekali dengan sejarah sebagai sebuah Negara yang kaya akan sumberdaya pertanian dan perikanannya. 

Justru dalam kebijakan ini justru memarjinalisasikan sektor perikanan, salah satu sektor penting di Indonesia. Dengan wilayah laut teramat besar ini yaitu sekitar 18000 km, dengan beragam potensi didalamnya mengapa MDG’s justru mendorong pada peningkatan upah pekerja perempuan dalam sektor nonpertanian?

Aquatropica Indonesia,
oleh:
Pradina S. Elfandanis
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya Malang
Pemerhati Sosial Kemasyarakatan Pesisir

Daftar Gambar

Lukisan kampung nelayan. http://galery-lukisan.blogspot.com/2011/07/lukisan-kampung-nelayan.html

Komentar