Sertijab Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja 2014

Pada hari ini, Rabu, 29 Oktober 2014 merupakan sejarah baru bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada hari ini tampuk kepemimpinan tertinggi lembaga negara tersebut beralih tangan kepada menteri yang baru yang terkenal paling kontoversial diantara menteri-menteri kabinet Jokowi. Serah terima jabatan dari Bp. Sharif C. Sutardjo kepada Ibu Susi Pudjiastuti dilaksanakan di Ballroom Gedung Mina Bahari III, Jl. Medan Merdeka Timur Nomor 16, Jakarta Pusat. 

Susi Pudjiastuti dengan Sharif C. Sutardjo
Sambutan dari Undangan dan pegawai berlangsung meriah ketika kedatangan Bp. Cicip yang beriringan dengan ibu Susi. Selanjutnya acara di buka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang di nyanyikan semua undangan dan pegawai KKP. Dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya, peserta acara terlihat menghayati sekali sehingga menimbulkan efek merinding bagi yang mendengarkannya. Kemudian penanda tanganan serah terima jabatan dilakukan dengan lancar

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari pak Cicip yang menyatakan bahwa ibu Susi merupakan kawan lama sesama pengusaha, beliau juga mengapresiasi kerja tim solid KKP dalam 3 tahun kepemimpinannya sehingga mendapatkan penghargaan-penghargaan nasional dan berharap selalu ada perbaikan-perbaikan kedepan. Setelah sambutan Bp. Cicip dilanjutkan sambutan dari ibu Susi, dalam logatnya yang agak medhok beliau merendah dengan memang kelas 2 SMA beliau sudah DO dan sebenarnya lebih banyak Prof dan Dr yang lebih mampu memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan namun karena sudah diamanatkan presiden dan rakyat beliau akan berusaha bekerja keras dalam menjalankan tugasnya.
Penandatangan Sertijab Menteri Kelautan Perikanan

Ibu Susi menyatakan akan merubah KKP menjadi lembaga negara yang komersil dalam artian akan berorientasi pada keuntungan, pernyataan ini tidak boleh ditelan mentah-mentah bahwa lembaga negara akan hanya akan mengejar keuntungan, namun dapat dimaknai dengan lembaga negara harus profesional, berorientasi pada bagaimana meningkatkan devisa negara mengingat luas wilayan laut dan pantai Indonesia yang lebih besar dari Malaysia dan Thailand namun dalam produk perikanan yang dihasilkan lebih sedikit, hal ini yang akan dirubah agar negara mendapatkan profit atas kerja KKP dan akhirnya dikembalikan ke rakyat dalam bentuk pembangunan.

Dalam pidato beliau, berharap pengalaman sebagai pengusaha selama kurang lebih 30 tahun dan pengusaha penerbangan selama 10 tahun berguna nantinya dalam mengembangkan KKP, dan dengan nada santai meminta maaf jika perangainya tidak seperti ibu-ibu pejabat karena beckground beliau tumbuh di jalan yang keras dan siapapun boleh mengingatkan beliau namun tetap memanggil sebutan "Bu Susi" saja jangan "Bu Menteri" karena beliau masih belum merasa (baca:terbiasa) jika dipanggil Ibu Menteri (humoris juga ibu ini). Selain itu Pegawai KKP harus lebih berkerja keras siang malam bersama untuk mewujudkan kemajuan KKP untuk Indonesia.

Ada pesan khusus untuk wartawan, beliau berpesan jangan ganggu beliau lagi dengan berita-berita miring tentang kepribadiannya dan wawancara yang tidak penting sebab beliau ini Menteri Kelautan dan Perikanan, bukan selebritis.... yang disambut gelak tawa hadirin.
Sambutan Ibu Susi
Acara ditutup dengan doa dan bersalaman, dan yang paling mengharukan ketika beliau besalaman dan meneteskan air mata dihadapan hadirin. penulis sendiri sempat bersalaman, namun karena resiko photographer profesional (baca;tukang foto kampung hehehe), jadi tidak bisa difoto deh, yaelah.... 
nih beberapa hasil "njepret" barusan...
Doa bersama
terharuu bro....
diberikan selamat sang mantan suami dari Swiss
Susi Pudjiastuti, menteri Kelautan dan Perikanan yang baru
Penutupan acara Menteri dan Mantan Menteri bersalaman dengan undangan dan pegawai
Untuk adik-adik jangan mengikuti jejak beliau waktu drop out , sebab beliau sukses bukan karena drop out dari sekolah, namun karena kerja kerasnya, bolehlah dicontoh kerjakerasnya karena setiap orang memiliki jalan menuju sukses masing-masing.

Untuk beberapa orang yang selalu mendiskreditkan beliau, mereka harus sadar bahwa semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan, jangan melihat orang hanya dari penampilannya saja atau ijazahnya saja,,seharusnya pengkritik-pengkritik malu, SMA saja tidak lulus bisa jadi menteri, punya perusahaan besar, punya perusahaan penerbangan. Seharusnya menjadi bahan perenungan lulusan sarjana S1, S2, S3 bahkan professor untuk berbuat lebih baik untuk bangsa dari pada mengkritik tentang latar belakang pendidikan dan keluarga ada baiknya mengalihkan energinya untuk membantu membangun bangsa, tidak hanya dengan bicara namun dengan berkerja.

Bolehlah mengkritik jika nanti kinerjanya jelek. Kita lihat saja kinerja beliau.....

Salam

Aquatropica Indonesia

foto ; dokumen pribadi

Komentar