Pertama dirilis, Blog ini semangat - semangat nya pemilik akun ini (baca; saya) menulis, dikarenakan satu hal yaitu banyak waktu nganggur hehehe... hal itu tak lain karena profesi yang saya jalani waktu itu adalah seorang TSS atau technical Sales and service bahasa kerennya, bahasa pasarannya sales pakan disalah satu perusahaan besar dibidangnya. bukan karena Saya males namun memiliki waktu luang yang lebih dihari sabtu minggu (karena libur) dan waktu itu saya sendirian, tidak membawa anak istri sehingga sabtu minggu dari pada mati bosen dimanfaatkan untuk menulis blog.
Studi kasus pribadi : Setelah setengah tahun jadi Sales, saya merasa itu bukan Passion saya, kebetulan ada tawaran menarik untuk mutasi ke posisi yang lebih tinggi sebagai kepala divisi di bidang dibudidaya yang memang jurusan waktu kuliah namun ditempatkan dipulau lain yang lebih terpencil, tanpa pikir panjang langsung saya ambil. walaupun teman-teman sales mengingatkan untuk lebih baik tetap bertahan, namun akhirya saya menerima tawaran karena saya waktu itu memiliki Ego yang tinggi untuk berkerja sesuai bidang yang saya pahami dan sebagai pemuda baru lulus sangat senang dengan tantangan.
Ditempat baru dan tanpa training pertama kali memang sempat shock budaya, hal tersebut biasa jika kita menghadapi tempat dan budaya baru, namun dengan mudah hal itu dapat diatasi dikarenakan sejak kuliah sering main ke tempat-tempat baru dan bergaul dengan berbagai suku, Makanya dalam tulisan terdahulu yang menulis tentang magang jauh untuk mahasiswa perikanan dapat dibuktikan.
Ditempat baru dan tanpa training pertama kali memang sempat shock budaya, hal tersebut biasa jika kita menghadapi tempat dan budaya baru, namun dengan mudah hal itu dapat diatasi dikarenakan sejak kuliah sering main ke tempat-tempat baru dan bergaul dengan berbagai suku, Makanya dalam tulisan terdahulu yang menulis tentang magang jauh untuk mahasiswa perikanan dapat dibuktikan.
Ditempat baru ini karena mungkin perusahaan baru, dengan sistem yang belum tertata dengan baik, saya sempat mengalami stres ditambah kurang kepercayaan pimpinan terhadap kami dilapang dengan seringnya memberikan instruksi secara langsung kepada bawahan saya sehingga bawahan sering bingung, mengikuti perintah saya atau menunggu perintah atasan kami. Hal tersebut membuat tidak efektivnya pekerjaan dilapang karena setelah saya perintahkan, bawahan masih menunggu apa benar instruksi saya dengan menunggu perintah dari atasan. namun hal ini sangat memberikan pelajaran yang baik hal; positivnya jika kita memiliki usaha atau perusahaan jangan sampai memberikan instruksi langsung kepada karyawan level terbawah, langsung saja berikan perintah ke 1 (satu) level ke bawah kita, itulah mengapa semua perusahaan memiliki struktur organisasi.
Ditambah lagi, selalu jika ada kesalahan, pimpinan level diatas kami selalu mengaitkan pekerjaan lama saya sebagai seorang sales, dan masih terngiang ditelinga (bukan dendam lho ini, tapi motivasi kuat) "kamu itu karakter masih seorang sales" terus apa salahnya seorang sales? apa sales itu penjahat? setan? bajingan? tentu saja bukan menurut saya, tapi sales emang mulutnya soak hehehe.... kerjaan yang cocok untuk mantan playboy. Memang ada sebagian sales dikarenakan tertekan target omset harus berbohong dengan mengunggulkan produknya dan menghina produk lain, tapi itu bukan saya. dan masih banyak sales jujur yang memberikan gambaran jelas tentang produknya dengan tidak berbuat demikian. Namun hal tersebut memberikan dorongan yang kuat ke saya untuk selalu belajar lebih baik, dan mengingatkan saya untuk jika suatu saat saya menjadi atasan (lagi) saya tidak akan mengaitkan profesi anak buah saya yang dahulu untuk merendahkannya bahkan kalaupun dia seorang bajingan, narapidana karena dapat menghancurkan semangatnya untuk berubah. toh waktu jadi sales bukan seperti bayangan orang yang jual pakan ikan-nya door to door tapi pake kontainer dengan omzet M. (Embeeer.... #serius Milyar)
Menurut saya, saya lho ya, jangan diprotes, hal yang harus diberikan kepada orang yang sudah kita pilih untuk memegang suatu amanat diharuskan :
Setelah bosen berkali-kali di telepon ibu dari kampung untuk meminta keluar saja dari pekerjaan karena tahu anaknya sering berenang tengah malem waktu ombak gedhe, akhirnya saya luluh juga. sebenarnya saya sudah sangat sayang dengan kerjaan yang menurut orang lain tidak manusiawi itu karena Ego yang tinggi lulusan perikanan ya harus kerja yang berbau amis :) serta orang-orang yang kerja didalamnya (karyawan lain), karena itu berenang malam-malam dalam keadaan urgent di dalam hujan deras dan ombak besar pun sering saya lakukan walau sebenarnya bukan tupoksi saya, hanya sebagai bentuk perhatian dan motivasi kepada anak buah (baca:karyawan).
Akhirnya saya memutuskan untuk resign dan kembali ke kampung halaman, berbagai tawaran pekerjaan menghampiri namun sementara pending untuk menuruti keinginan Ibu agar melamar pekerjaan yang diinginkan beliau. Waktu itu menurut saja dengan niat membahagiakan Ibu. Dan akhirnya saya mendapatkan pekerjaan yang diidamkan seorang ibu untuk anaknya. dalam pekerjaan yang baru ternyata masih agak-agak berbau amis sesuai dengan Ego awal namun memiliki resiko kehilangan nyawa yang lebih rendah dari pekerjaan yang lama :). Pekerjaan pilihan ibu ini juga sesuai dengan keinginan saya karena selain masih berbau "amis" namun juga ada unsur berbuat baik pada alam yaitu konservasi, seperti impian waktu SMA saat tergabung dengan klub pecinta alam dan bonusnya kerjanya juga bisa jalan-jalan ke seluruh wilayah Indonesia.
Nah menjawab pertanyaan kapan harus bertahan dan kapan harus resign dari pekerjaan kita, harus kembali bertanya kepada diri sendiri :
Intinya gais, ikuti passionmu, cintai pekerjaanmu, niatkan yang baik dalam pekerjaanmu dan yang penting mulyakan Ibumu. Mungkin dengan jalan nurut orang tua kamu bakal mendapatkan pekerjaan yang berkah, walaupun awalnya kamu anggap tidak sesuai passionmu namun bisa jadi pekerjaan itu nantinya yang memulyakan kamu, karena ridho Tuhan sebagian besar dititipkan lewat tangan seorang Ibu.
oh ya, setelah beberapa bulan resign, ada kabar sedih dari tempat kerja yang lama, rekan yang sudah saya anggap saudara sendiri mengalami kecelakaan speedboat dan dinyatakan hilang sampai sekarang bersama temannya serta dimungkinkan sudah meninggal tanpa ditemukan jasadnya. Jika tidak nurut ibu untuk resign bisa jadi saya ikut juga dalam insiden itu karena hampir setiap hari selalu barengan. Wallahualam......
Aquatropica Indonesia,
Artikel diselesaiakan dalam waktu 2 tahun :)
- Diberikan training karena dengan training bisa di jelaskan tentang aturan, kegiatan yang sesuai standart SOP dan antisipasi kasus jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai SOP atau yang belum ada SOPnya.
- Diberikan kepercayaan penuh jika kita sudah memilih orang sebagai kemudi. sebagai contoh kita membayar sopir, kita hanya memberikan arah yang akan kita tuju, tidak ikut memegang kemudi sehingga si sopir lebih bisa berkonsentrasi untuk selamat sampai tujuan. Namun harus tetap dikontrol.
- Diberikan aturan yang jelas dan tidak berubah2, jika ada perubahan harus di sampaikan secara tertulis dan disosialisasikan agar tidak terjadi gagal paham dilapangan, karena kondisi dilapangan dengan kondisi diatas kertas bisa saja berbeda jauh.
- Didelegasikan tugas sesuai dengan struktur organisasi yang telah disepakati atau yang sesuai aturan. Sebagai contoh, Seorang Direktur gak usah pusing tentang komputer yang rusak dengan langsung mencari-cari teknisi, namun cukup ngomong ke sekretaris/ langsung ke kepala bagian yang mengurusi komputer untuk ditindak lanjuti.
- Diberikan motivasi untuk dapat menjalankan amanah, motivasi gak harus kaya mario teguh, berikan perhatian kepada anak buah seperti kita memberikan perhatian kepada teman, sehingga terjadi "chemistry" kuat yang menghasilkan hubungan baik yang saling menghormati, khusus poin ini kami merasa hubungan ini sudah terjalin baik antara kami dengan boss-boss sehingga mampu bertahan lama di tempat kerja terdahulu. Dan yang terakhir..
- Diberikan kesejahteraan, dengan alasan apapun orang yang berkerja di kita adalah orang yang merelakan waktu dan tenaganya untuk kita sehingga pantas diberikan penghargaan agar orang tersebut merasa nyaman dan aman berkerja dengan kita sehingga merasa sayang kepada pekerjaannya. hal itu juga menghindarkan dari praktik curang dalam perusahaan. Pemberian kesejahteraan harus adil berdasarkan porsi dan tanggung jawabnya. contoh dalam perusahaan perikanan jangan sampai seorang kepala divisi lulusan S1 dengan jam kerja tak terbatas tanpa hitungan lembur (standby 24 jam/ 7 hari sudah kaya mc.D aja) diberikan penghargaan berupa penghasilan lebih rendah dari seorang karyawan dengan lulusan SMP/SMA dengan jam kerja 40 jam seminggu. dengan hitungan lembur melebihi penghasilan kepala divisinya. walau karyawan biasa kerjanya berat angkat2 pakan namun tanggung jawab kepala divisi lebih besar, tingkat stressnya juga besar. inilah kenapa sebagai lulusan perikanan merasa miris karena ijazah yang ditempuh 6,5 tahun (ini mah kebangetan biasanya 4,5-5 tahun) banyak yang tidak dihargai oleh perusahaan perikanan khususnya budidaya. mending jadi sales pakan yang duitnya lebih banyak sesuai tanggung jawabnya, atau pegawai bank sekalian.
Setelah bosen berkali-kali di telepon ibu dari kampung untuk meminta keluar saja dari pekerjaan karena tahu anaknya sering berenang tengah malem waktu ombak gedhe, akhirnya saya luluh juga. sebenarnya saya sudah sangat sayang dengan kerjaan yang menurut orang lain tidak manusiawi itu karena Ego yang tinggi lulusan perikanan ya harus kerja yang berbau amis :) serta orang-orang yang kerja didalamnya (karyawan lain), karena itu berenang malam-malam dalam keadaan urgent di dalam hujan deras dan ombak besar pun sering saya lakukan walau sebenarnya bukan tupoksi saya, hanya sebagai bentuk perhatian dan motivasi kepada anak buah (baca:karyawan).
Akhirnya saya memutuskan untuk resign dan kembali ke kampung halaman, berbagai tawaran pekerjaan menghampiri namun sementara pending untuk menuruti keinginan Ibu agar melamar pekerjaan yang diinginkan beliau. Waktu itu menurut saja dengan niat membahagiakan Ibu. Dan akhirnya saya mendapatkan pekerjaan yang diidamkan seorang ibu untuk anaknya. dalam pekerjaan yang baru ternyata masih agak-agak berbau amis sesuai dengan Ego awal namun memiliki resiko kehilangan nyawa yang lebih rendah dari pekerjaan yang lama :). Pekerjaan pilihan ibu ini juga sesuai dengan keinginan saya karena selain masih berbau "amis" namun juga ada unsur berbuat baik pada alam yaitu konservasi, seperti impian waktu SMA saat tergabung dengan klub pecinta alam dan bonusnya kerjanya juga bisa jalan-jalan ke seluruh wilayah Indonesia.
Nah menjawab pertanyaan kapan harus bertahan dan kapan harus resign dari pekerjaan kita, harus kembali bertanya kepada diri sendiri :
- Apakah perusahaan tempat kita berkerja menghargai karyawannya sesuai dengan resiko yang ditanggungnya? baik berupa gaji maupun fasilitas kesehatan atau asuransi.
- Apakah kita nyaman berkerja ditempat tersebut? nyaman disini selain dirasakan dengan hati juga berhubungan dengan hubungan baik sesama karyawan atau dengan boss
- Apakah perusahaan tersebut menghargai kemampuan kita?
- Apakah hak untuk berkerja dan istirahat serta libur terpenuhi? karena ini juga penting untuk kebaikan tubuh kita dan kewarasan kita :)
- Apakah kita melihat masa depan yang baik diperusahaan tempat kita berkerja?
- Jika Resign apakah sudah ada pandangan lain? kerja tempat lain, wirausaha atau apapun itu untuk tetap berpenghasilan? karena seorang pria sejati harus berpenghasilan :)
Intinya gais, ikuti passionmu, cintai pekerjaanmu, niatkan yang baik dalam pekerjaanmu dan yang penting mulyakan Ibumu. Mungkin dengan jalan nurut orang tua kamu bakal mendapatkan pekerjaan yang berkah, walaupun awalnya kamu anggap tidak sesuai passionmu namun bisa jadi pekerjaan itu nantinya yang memulyakan kamu, karena ridho Tuhan sebagian besar dititipkan lewat tangan seorang Ibu.
oh ya, setelah beberapa bulan resign, ada kabar sedih dari tempat kerja yang lama, rekan yang sudah saya anggap saudara sendiri mengalami kecelakaan speedboat dan dinyatakan hilang sampai sekarang bersama temannya serta dimungkinkan sudah meninggal tanpa ditemukan jasadnya. Jika tidak nurut ibu untuk resign bisa jadi saya ikut juga dalam insiden itu karena hampir setiap hari selalu barengan. Wallahualam......
Aquatropica Indonesia,
Artikel diselesaiakan dalam waktu 2 tahun :)
Komentar
Posting Komentar